Selasa, 12 Desember 2017

Wisata Aceh Barat Daya

Wisata Aceh Barat Daya | Blangpidie


Wisata Wiayah Aceh Barat Daya

Blangpidie adalah Ibukota dari Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten ini diresmikan sebagai kabupaten otonom yang terpisah dari Aceh Selatan yang dahulu merupakan kabupaten induknya, melalui UU No.4 tahun 2002. Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Kabupaten ini diresmikan sebagai kabupaten otonom yang terpisah dari Aceh Selatan selaku kabupaten induknya, melalui UU No.4 tahun 2002. Kabupaten ini dibatasi oleh Gayo Lues di utara, Aceh Selatan dan Samudera Hindia di selatan, Nagan Raya di barat dan Gayo Lues di timur. Wilayah ini termasuk dalam gugusan pegunungan Bukit Barisan. Aceh Barat Daya mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan untuk kelangsungan perekonomiannya. Hal ini ditunjang dengan posisinya yang sangat strategis di jalur dagang kawasan barat Aceh, khususnya kota Blangpidie yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan di pantai Barat Aceh.
Bendungan Irigasi Krueng Susoh Blangpidie
Irigasi Teknis Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil kritis dan bendungan Irigasi Teknis Krueng Susoh (Kuta Tinggi), Blangpidie, Aceh Barat Daya. semakin terancam keselamatannya akibat aktifitas penambangan galin C semakin tidak terkendali. Masalah yang berdampak buruk terhahadap nasib ribuan petani itu perlu segera ditertibkan.Perlu segera dilakukan penertiban aktifitas penambangan galin C sepanjang aliran Krueng Baru atau lokasi perbatasan Kabupaten Abdya dengan Aceh Selatan dan aliran Krueng Susoh, Blangpidie disampaikan Kadis PU Pengairan Aceh, Mufti Majid menjawab Serambi ketika berada di Blangpidie, Jumat (10/7), lalu. Aktifitas penambangan galian C tidak terkendali telah mengakibatkan intake (mulut tangkapan air) irigasi teknis Krueng Baru menjadi kritis.Karena intake menjadi tinggi akibat terjadi penurunan permukaan air sungai setelah galian C ditambang secara terus menerus di kawasan tidak berapa jauh dari mulut tangkapan air irigasi yang memasok kebutuhan air untuk ribuan hektar sawah Kecamatan Lembah Sabil dan Kecamatan Manggeng. Bukan hanya itu, aliran Krueng Baru yang mamosok kebutuhan air sawah arah Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, juga mengalami nasib yang sama.Kritisnya mulut tanggapan irigasi Krueng Baru mengakibatkan pasokan air sawah kawasan Lembah Sabil dan Manggeng berkurang drastis akhir-kahir ini. Padahal, areal sawah yang sedang ditanam padi sangat membutuhkan air. Tidak terkendali penambangan galian C kawasan itu juga membahayakan tiang jembatan yang membentang tinggi di atas aliran Krueng Baru.Pantauan Serambi di lokasi, pemerintah daerah Aceh Selatan dan Abdya kurang selektif memberikan izin penambangan galian C di aliran Krueng Baru, lokasi perbatasan dua kabupaten. Malah, arah Simpang Lhok Pawoh, Aceh Selatan beroperasi sebuah AMP (aspal mixe pland), dimana material ditambang di aliran Krueng Baru. Belum lagi aksi penambangan yang dilakukan secara liar di kedua sisi pantai aliran sungai yang berhulu dalam kawasan Gunung Leuser tersebut.Selanjutnya penambangan galian C tidak terkendali di sepanjang aliran Krueng Susoh atau Krueng Beukah sejak dari Desa Mata Ie sampai Desa Cot Jirat, selain sudah mengancam bendungan irigasi Kuta Tinggi, dan dua irigasi desa, Lhuang Asan dan Guhang I arah sayap kanan sudah lumpuh total. Sehingga ratusan hektar lahan sawah Desa Lhueng Asan, Lhueng Tarok, Cot Jirat, Padang Geulumpang, Asoe Nanggroe, Seunaloh dan Ladang Neubok sudah bertahun-tahun tidak bisa digarap lagi, kemudian lahan sawah terpaksa dirubah berfungsi menjadi areal tanaman palawijaPantai Cemara Indah Aceh Barat

 

Pantai Cemara Indah Selain pasir pantainya putih yang indah, disini juga tersedia Taman Rekreasi, yang merupakan salah satu objek wisata rekreasi keluarga. Pantai Cemara Indah ramai di kunjungi tidak hanya dari masyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya saja, tetapi juga dari luar daerah, terutama di hari-hari libur dan akhir pekan. Lokasi wisata ini sedang dalam tahap pembangunan yang nantinya akan menjadi objek wisata yang terus berkembang. Fasilitas yang tersedia saat ini adalah warung makan, balai tempat berteduh, bangku taman, tempat permainan anak, lapangan olah raga dan musholla. Di samping itu pelayanan sarana air bersih, listrik,dan telepon juga tersedia di lokasi wisata ini
Krueng Babahrot
Krueng Babahrot Sungai indah yang memanjang ini mengalir dari pegunungan yang hijau, air yang bersih dan sejuk akan terlihat ketika melintasi jembatan panjang krueng babahrot,panorama alam yang sangat indah dan asri menjadi pesona dan daya tarik tersendiri bagi pengunjung-pengunjung yang datang ke daerah Krueng Babahrot ini, dengan luas sekitar 8,5 Ha dan juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang pariwisata berupa kantin dan rumah makan
Pucok krung Alue
BLANGPIDIE – Tak hanya objek wisata pantai, objek wisata pegunungan pun menjadi target masyarakat Aceh Barat Daya untuk menikmati libur awal tahun 2013, Selasa, 1 Januari 2013. Objek wisata Pucok Krueng Alue di Gampong Alue Seulaseh Kecamatan Jeumpa pun
BLANGPIDIE – Tak hanya objek wisata pantai, objek wisata pegunungan pun menjadi target masyarakat Aceh Barat Daya untuk menikmati libur awal tahun 2013, Selasa, 1 Januari 2013.
Objek wisata Pucok Krueng Alue di Gampong Alue Seulaseh Kecamatan Jeumpa pun menjadi incaran pengunjung. Tak hanya dari Aceh Barat Daya, tetapi juga diserbu wisatawan dari Kabupaten Nagan Raya.
Pantauan di lokasi wisata tersebut banyak pengunjung yang memanfaatkan untuk bersantai di bawah pohon pala. Mereka bersantai sambil menikmati panorama sungai.
Lokasi Pucok Krueng Alue tidak begitu jauh dari jalan kabupaten. Hanya sekitar empat ratus meter dari Simpang Alue Seulaseh atau Simpang Mapolsek Jeumpa.
Warga yang datang berlibur juga memanfaatkan untuk mandi di sungai. Beberapa sudut sungai terlihat berbentuk seperti kolam yang dikelilingi batu-batu besar. Lonjakan pengunjung juga berpengaruh pada omset pedagang di lokasi wisata.
“Hari-hari seperti ini, alhamdulillah kami dapat rezeki lebih dari pada hari biasa,” ujar Armia, salah seorang pedagang.
Namun katanya kemarin pengunjung tidak terlalu ramai karena hujan. Tetapi hari ini mengalami peningkatan apalagi sedang libur tahun baru.
“Di sini pengunjungnya banyak dari Nagan Raya, seperti Alue Bilie, Alue Rambot dan juga ada dari Labuhan Haji Aceh Selatan,” ujarnya.
Pantai Pusong Sangkalan Aceh BArat Daya
Pantai Pusong Sangkalan berjarak 3 Km (tiga kilometer) dari Kota Blangpidie Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat Daya,Pantai Pusong Sangkalan berhadapan dengan Samudera Hindia masih sangat asri dan bersih, pasirnya yang bersih dan agak kasar.
Nama Pusong digunakan karena di Samudera Hindia dengan jarak 1 KM dari bibir pantai tertadapat “Pusong” (Pulau Gosong). Sangkalan adalah nama wilayah kemukiman dimana Pantai itu berada. Selain nama tersebut, pantai ini dikenal juga dengan nama Pantai Bali. Nama pantai Bali sebenarnya bukan nama yang resmi, menurut penduduk setempat banyak menyebutkan karena keindahan pantai tersebut tidak kalahnya dengan keindahan Pantai di Bali.Ada juga pendapat mengatakan karena ketika pertama sekali dibuka sebagai kawasan wisata, banyak wisatawan manca Negara yang datang menikmati keindahan pantai dengan bermain selancar dan berjemur ria dengan mengunakan bikini yang dinggap tabu oleh masyarakat setempat, mereka tidak ingin Pantai Pusong Sangkalan dijadikan sebagai kawasan wisata seperti di Bali yang sangat bebas dan merusak tatanan budaya setempat.
Pantai Pusong Sangkalan.
Pantai kuala Kutang Aceh Barat Daya
Objek Wisata Pantai Kuala Katung merupakan objek wisata pantai yang terletak di Desa Ujung Serangga,tempat wisata ini memiliki fasilitas seperti cafe-cafe yg berada di sepanjang jalan, juga sangat dekat dengan pelabuhan perahu nelayan untuk menangkap ikan dan pelabuhan bongkar muat barang dari kapal-kapal luar daerah.
Tari Ratéb Meuseukat Aceh Barat Daya

Tari Rateb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu rateb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.
Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas.Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang

Tabel Objek Wisata ABDYA

Kabupaten Aceh Barat daya saat ini memiliki beberapa Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya seperti wisata alam, wisata cagar budaya dan situs sejarah sampai wisata minat khusus seperti haiking dan arung jeram. Sampai tahun 2012 belum tercatat wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung keberbagai pelosok Aceh Barat Daya. Diantara jenis wisata yang menonjol adalah wisata minat khusus hiking. Untuk mendukung kegiatan wisata tersebut terdapat pula 7 hotel/losmen yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya di Kota Blangpidie. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Potensi Wisata di Kabupaten Aceh Barat Daya
No
Lokasi / Kecamatan
Nama Tempat Wisata
Objek Wisata
Jenis Wisata
1.
Lembah Sabil–      Pemandian Krueng Baru–       Pemandian Krueng Baru
Wisata Alam
2.
Manggeng–      Pantai Wisata Ujong Ketapang–       Teupin Batee-       Taman Laut Ujung Manggeng-       Pantai Ujung Manggeng-       Pasir Butiran Lhok Pawoh
Wisata Alam
3.
Tangan-Tangan–      Pantai Wisata Aron Tumpang–       Pantai Wisata Blang Padang-       Kuburan Batee Meuculek-       Air Terjun Alue Kareng-       Mon Jeue-       Panorama Alam
Wisata Alam dan Sejarah
4.
Blangpidie–      Pemandian Krueng Susoh
–       Kolam Tgk. Malem-       Batee Permata-       Pemandian Kolam Putroe Hijau-       Gunong Cot Keummeunyan-       Panorama Gunong dan Irigasi Mata Ie-       MakamT. Awee Geutah-       Makam T. Peukan
–       Makam Tgk. Dilubuk
–       Makam Tgk. Sirah Panyang
–       Makam T. Ben Mahmud
–       Makam Syeh Mahmud
Wisata Alam, Budaya dan Sejarah
5.
Susoh–      Pasir Putih Pantai Cemara Indah–       Kuala Katung-       Pantai Wisata Nelayan-       Pasir Ujong Keutapang-       Pulau Gosong-       Taman Laut Ujong Serangga
Wisata Alam
6.
Kuala Batee–      Pantai Wisata Lama Tuha-      Situs Kerajaan Kuala Batee–       Taman Laut Lama Tuha-       Pemandian Air Terjun-       Panton Cut-       Pantai Lama Muda-       Situs Peninggalan Bersejarah Portugis-       Makam Tgk. Djakfar Lailon
Wisata Alam, Budaya dan Sejarah
7.
Babahrot–      Krung Babahrot-      Wisata Perkebunan–       Raja Malaka-       Krueng Seumayam-       Perkebunan Sawit
Wisata Alam dan Sejarah
Sumber : Draf RTRW Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012
Dari tabel potensi wisata di atas terlihat bahwa Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki daya tarik dan objek wisata yang unik dan beragam. Pembangunan pariwisata  tidak hanya turut andil dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), tetapi lebih dari itu, pariwisata merupakan spektrum fundamental pembangunan yang luas bagi suatu daerah. Pembangunan pariwisata ditunjukan, antara lain a) pembukaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan; b) pembangunan berkelanjutan (suistainable development); c) pelestarian budaya (culture preservation); d) peningkatan ekonomi dan industri; dan e) pengembangan teknologi. Sebagai kegiatan ekonomi, di harapkan pengembangan dan pemanfaatan objek wisata tersebut dapat bermanfaat bagi daerah dan masyarakat di sekitar objek wisata. Penataan dan pengelolaan objek-objek wisata dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan adat istiadat (kearifan lokal) yang berlaku dalam masyarakat, serta yang lebih penting adalah pengembangan dan pengelolaan objek wisata yang memperhatikan nilai-nilai syariat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)

A. DEFINISI DAN SYARAT PENGGUNAAN Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial Adalah terdiri dari dua peubah bebas atau faktor (A dan B) dan k...